Indonesia pada beberapa tahun mendatang diprediksi oleh berbagai pihak akan menjadi 4 besar kekuatan ekonomi Dunia. Salah satu faktor yang mempengaruhi prediksi kekuatan ekonomi Indonesia di masa mendatang adalah kontribusi Penduduk usia produktif yang ada di Indonesia pada Pembangunan.
Seperti apa yang disampaikan Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek pada Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 tahun 2016 di Jakarta, terdapat ancaman bagi penduduk usia produktif di Indonesia akibat gaya hidup yang tidak sehat dan Penyakit Tidak Menular. Hal ini merupakan hal serius yang sering disepelekan Masyarakat Indonesia, padahal masalah ini bisa berakibat fatal pada Diri sendiri dan juga masa depan Indonesia.
Saya sendiri merupakan salah satu orang yang pada awalnya sangat meremehkan ancaman dari Penyakit Tidak Menular. Awal kesadaran saya tentang Penyakit Tidak Menular dan perilaku yang tidak sehat muncul saat saya menginjak usia 20 tahun. Saat itu saya sedang melakukan tes kesehatan untuk masuk ke sebuah sekolah ikatan dinas, pada saat melaksanakan pemeriksaan ternyata saya diperbolehkan melakukan tes selanjutnya karena tekanan darah saya terlalu tinggi.
Akibat dari kejadian itu mata saya terbuka tentang ancaman nyata PTM, karena di usia yang masih muda saya sudah mempunyai darah tinggi, dan setelah melakukan di beberapa dokter yang berbeda ternyata pendapat mereka tentang penyebab Darah Tinggi saya adalah Gaya Hidup saya yang buruk. Lalu sampai saat ini saya rutin memeriksa fakta-fakta tentang penyakit saya dan juga menemukan data yang sangat mengerikan Tentang Penyakit TIdak Menular.
Sesuai namanya penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak ditransmisikan pada pada orang lain dalam kontak apapun, Penyakit Tidak Menular tidak terdeteksi karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan, biasanya penyakit jenis ini ditemukan jika penyakit sudah mencapai tahap lanjut sehingga sangat sulit disembuhkan dan bisa berakibat sangat fatal. Sebelum tahun 2000 Penyakit Tidak Menular bukan merupakan penyebab utama kematian di dunia, tetapi sekarang terjadi pergeseran penyebab kematian terbesar di Dunia maupun di Indonesia dari Penyakit Menular menjadi Penyakit Tidak Menular.
60% Kematian di Indonesia di sebabkan oleh 4 Penyakit Penyakit Tidak Menular yaitu Penyakit Kardiovaskular, Kanker, Diabetes, dan Penyakit Pernapasan Kronis.
6 dari 10 Penyebab Kematian di dunia menurut World Health Organization pada tahun 2016 merupakan Penyakit Tidak Menular.
Dalam Warta Kesmas Edisi 1 Tahun 2017 disebutkan bahwa pada periode 1990-2015, kematian akibat Penyakit Tidak Menular meningkat dari 37% menjadi 57%. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular menurun dari 56% menjadi 38%.
Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena Penyakit Tidak Menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini
Data Riskesdas 2007 menunjukkan di perkotaan, kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9%, sedangkan di pedesaan sebesar 11,5%. Hal tersebut menunjukkan PTM menyerang usia produktif. Sementara itu prevalensi PTM lainnya cukup tinggi, yaitu: hipertensi (31,7%), arthritis (30.3%), penyakit jantung (7.2%), dan cedera (7,5%).
Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes
Kondisi penyempitan pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner
Kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan
Penyakit peradangan paru yang berkembang dalam jangka waktu panjang
Penyakit yang di sebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh
Penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal
Demensia adalah sebuah sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi otak, seperti berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan, dan memahami bahasa, serta menurunnya kecerdasan mental
Melihat fakta dan kondisi Penyakit Tidak Menular baik di Indonesia maupun Dunia yang sangat memprihatinkan membuat berbagai pihak sangat khawatir, karena jika tidak segera ditangani sejak awal PTM akan menimbulkan korban yang sangat banyak. Kita lihat saja salah satu PTM yang saya derita, Hipertensi. Menurut WHO pada tahun 2015 ada 1,13 Miliar orang yang mempunyai Hipertensi atau dengan kata lain 1 dari 3 orang dunia di diagnosis Hipertensi. Jika dari satu PTM saja mempengaruhi sepertiga orang maka jika semua digabung jumlah dari penderita PTM akan sangat besar.
Saya Asumsikan saja jika ada 2/3 Orang yang menderita PTM maka jumlah itu lebih besar dari Orang yang diselamatkan Superhero Avenger saat menyelamatkan dunia, padahal di kehidupan nyata ini kita tidak punya Infinity Stone ataupun Tony Stark dengan teknologinya untuk selamatkan sepertiga Manusia.
Tebakan saya tentang tidak adanya infinity Stone Ternyata salah. Indonesia ternyata sudah mempunyai Infinity Stone sendiri yang digunakan untuk mencegah resiko PTM sejak dini. Infinity Stone di Indonesia jumlahnya berbeda dari film avenger, Indonesia mempunyai lebih banyak Infinity Stone tetapi terdapat tiga Infinity Stone utama yang digunakan untuk melawan PTM dan Infinity Stone Indonesia diterapkan dalam “Sarung Tangan” GERMAS.
Sarung tangan yang dimiliki oleh Indonesia sebagai wadah “Infinity Stone” memiliki bentuk yang berbeda dari milik Thanos dan Tony Stark. “Sarung Tangan” milik Indonesia ini dibuat oleh Kementerian Kesehatan yang diberi nama GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. GERMAS Indonesia ini juga mempunyai kekuatan yang sangat besar yaitu untuk pengendalian penyakit dan juga pencegahan PTM.
Tiga Infinity Stone Utama milik Indonesia mempunyai Warna Hijau, Biru dan Ungu. Warna hijau merupakan perwujudan dari Melakukan Aktivitas Fisik, Warna Biru perwujudan Konsumsi Sayur & Buah, dan Warna Ungu merupakan perwujudan Memeriksa Kesehatan Secara Berkala. Ketiga Infinity Stone dalam GERMAS Indonesia ini merupakan batu pencegah utama serangan PTM dalam mengganggu masa depan Indonesia.
Kegiatan fisik sangat berperan penting dalam mencegah PTM. Beberapa Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mengurangi risiko beberapa penyakit dan kondisi kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan. aktivitas GERMAS ini sangat berguna untuk meningkatkan kualitas hidup.
Sayuran dan buah-buahan adalah bagian penting dari diet sehat yang bisa mencegah terjadinya berbagai penyakit. Buah dan sayur juga mengandung banyak vitamin penting, mineral, fiber, folate, potasium dan zat lainya yang bermanfaat bagi kesehatan. selain kesehatan aktivitas GERMAS ini juga bisa mempengaruhi penampilan fisik.
Pendeteksian dini merupakan hal yang sangat penting dalam GERMAS untuk mencegah terjadinya PTM, karena PTM jika dideteksi lebih awal melalui pemeriksaan Kesehatan yang teratur mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diatasi daripada yang terlambat terdeteksi.
Menggunakan “Infinity Stone” untuk melawan PTM sangat direkomendasikan mengikuti anjuran ahlinya, karena kita tidak mau jika menggunakan kekuatan Infinity Stone terlalu berlebihan seperti saat digunakan oleh Hulk dan Tony Stark. Aktivitas Fisik yang direkomendasikan oleh KEMENKES RI dalam GERMAS adalah sebagai berikut.
Dalam Konsumsi Buah dan Sayuran KEMENKES merekomendasikan untuk menyajikan sayur dan buah dalam menu sehari-hari, baik untuk di rumah, di tempat kerja, ke sekolah. Manfaatkanlah buah dan sayur lokal yang tersedia di pasar setempat. Selain itu Kemenkes juga merekomendasikan untuk banyak minum air putih dan mencuci tangan sebelum makan. kemenkes juga membatasi tiga makanan berikut.
Dibawah ini saya merekombenasikan beberapa Buah dan Sayur dari foodrevolution. untuk melihatnya dengan jelas bisa dilakukan dengan klik kanan pada gambar lalu tekan open image in new tab.
KEMENKES merekomendasikan agar rutin melakukan pengecekan tekanan darah, kadar gula darah, ukuran lingkar perut, darah lengkap, dan kolesterol darah di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat di lakukan di Puskesmas, Posyandu atau Posbindu. Untuk perempuan KEMENKES juga merekomendasikan lakukan deteksi dini kanker leher rahim di Fasilitas Kesehatan.
Kesadaran saya karena terkena Hipertensi maupun akibat mengetahui fakta dari PTM membuat saya rutin melakukan perilaku GERMAS
Dalam Aktivitas Fisik Germas saya biasanya melakukan jogging tiap dua atau tiga hari sekali di sekitaran kampus
Konsumsi Buah dan Sayuran dalam rangka Germas saya salah satunya dilakukan dengan mengganti camilan dengan granola
Saya secara rutin melakukan pengecekan tekanan darah agar kondisi kesehatan saya terjaga
Tidak Perlu menjadi Avenger untuk bisa membantu selamatkan masa depan Indonesia dari Penyakit Tidak Menular, cukup dengan hal sederhana yang mudah dilakukan seperti Gerakan Masyarakat Sehat kita bisa kurangi resiko Penyakit Tidak Menular sekaligus membantu masa depan Indonesia untuk menjadi negara yang maju di masa mendatang. Jangan sampai masa depan kita sebagai Individu dan sebagai kontributor pembangunan bangsa ini hancur gara-gara kita meremehkan Penyakit Tidak Menular. Mari kita aktif menjalankan aktivitas Germas untuk sehatkan diri dan sekaligus selamatkan Indonesia
Sumber Materi:
–https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death
–https://kominfo.go.id/content/detail/8366/germas-wujudkan-indonesia-sehat/0/artikel_gpr
–http://promkes.kemkes.go.id/germas
–http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/topik/infografis/
-PPT Sosialisasi GERMAS drg. Oscar Primadi, MPH Kepala Biro Komunikasi & Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan TEMU BLOGGER KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT Bandung, 21 April 2017
-Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Semester II 2012
-Warta Kesmas Edisi 01 2017
–https://foodrevolution.org/blog/eating-the-rainbow-health-benefits/