Finance

Investasi dan Saham: Apa Saja Perbedaan dan Persamaannya?

Investasi dan saham seringkali dibicarakan dalam satu napas sebagai cara menghasilkan uang di masa depan. Memang benar keduanya sama-sama melibatkan penanaman modal, tapi sebenarnya antara investasi dan saham memiliki sejumlah perbedaan mendasar.

Sebelum membandingkan lebih jauh, mari kita pahami dulu definisi investasi dan saham itu sendiri.

Definisi Investasi dan Saham

Investasi secara sederhana berarti menanam atau menempatkan uang/modal dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Investasi bisa dilakukan pada beragam instrumen keuangan seperti tabungan, deposito, emas, properti, obligasi, reksa dana, dan tentu saja – saham.

Saham mengacu pada surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Pemegang saham memiliki klaim atas sebagian kepemilikan perusahaan dan berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen.

Jadi saham hanyalah salah satu instrumen investasi yang ada. Perbedaan utamanya adalah saham diterbitkan oleh perusahaan publik yang listing di bursa, sementara investasi bisa jadi tanpa adanya perusahaan penerbit (contoh: investasi emas).

Nah setelah mengetahui definisinya, apa saja perbedaan dan persamaan antara investasi dan saham? Yuk kita bandingkan satu per satu!

Persamaan antara Investasi dan Saham

Mengharapkan keuntungan di masa depan

Baik investasi maupun saham, keduanya melibatkan komitmen penanaman modal/uang dengan tujuan mendapatkan imbal hasil yang lebih besar di masa datang.

Tidak ada yang namanya gratis. Harapan untung besar tentu harus diimbangi dengan berani mengambil risiko kerugian.

Mengandung risiko kerugian modal

Semua bentuk investasi – termasuk saham – selalu mengandung risiko kehilangan sebagian atau seluruh modal yang ditanamkan.

Tidak ada jaminan pasti akan untung, apalagi dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Saham dan instrumen investasi lain harus dipahami betul cara kerjanya sebelum memberanikan diri untuk berinvestasi.

Memerlukan pengetahuan dan pemahaman

Mengingat adanya risiko kerugian modal, maka investasi apa pun termasuk saham mewajibkan investor untuk belajar dan paham betul apa yang dilakukan.

Cara kerja instrumen investasi, potensi keuntungan dan risikonya, strategi investasi yang tepat, kapan harus beli/jual, dan masih banyak lagi yang perlu diketahui. Tanpa bekal pengetahuan, investasi bisa berakhir tragis dengan kehilangan dana besar.

Nah itu dia tiga persamaan utama antara investasi dan saham sebagai dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia keuangan.

Sekarang mari kita beralih ke perbedaan di antara keduanya.

Perbedaan Utama Investasi dan Saham

Perbedaan paling mendasar antara investasi dan saham adalah:

Investasi mencakup beragam instrumen dan aktivitas penanaman dana, sedangkan saham hanya salah satu opsi instrumen investasi di antara banyak pilihan lainnya.

Mari kita uraikan satu per satu perbedaan investasi dan saham:

Penerbit instrumen

Saham diterbitkan oleh perusahaan terbuka/go public yang terdaftar di bursa efek. Dana yang diperoleh dari penawaran saham biasanya digunakan perusahaan untuk kepentingan ekspansi bisnis.

Sementara pada investasi, tidak selalu harus ada perusahaan penerbit. Contohnya investasi emas, properti, obligasi pemerintah, dan sejenisnya.

Penentuan harga

Harga saham sangat fluktuatif, bisa naik turun setiap hari bahkan detik. Harga saham sepenuhnya ditentukan oleh pasar dan permintaan serta penawaran antara pembeli dan penjual saham.

Harga saham juga sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental seperti kinerja keuangan, prospek bisnis, ekspansi perusahaan, kondisi industri dan perekonomian secara makro, hingga sentimen pasar yang kerap sulit diprediksi.

Sementara harga instrumen investasi lain bisa jadi lebih stabil dan terkait erat dengan tingkat suku bunga acuan, seperti obligasi dan reksa dana pasar uang. Atau ditentukan berdasarkan harga emas atau properti di pasar.

Hak kepemilikan

Pemegang saham memiliki klaim kepemilikan atas aset, pendapatan, dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan. Makin besar porsi kepemilikan saham, makin kuat kontrol terhadap perusahaan.

Investor instrumen lain belum tentu memiliki hak kepemilikan apa pun. Kontrol terbatas dan tergantung pada jenis investasinya.

Bentuk keuntungan

Keuntungan investasi saham bisa berupa kenaikan harga jual saham di pasar modal (capital gain) dan dividen tunai yang dibagikan perusahaan kepada pemegang sahamnya.

Sedangkan investasi lain bisa berupa bunga tetap kupon obligasi, penjualan emas dengan harga lebih mahal, sewa properti, dan lain-lain. Tergantung instrumen investasi apa yang digunakan.

Nah, begitulah perbedaan mendasar antara investasi dan saham yang mesti Bunda pahami sebelum memutuskan berinvestasi.

Agar lebih jelas, berikut perbandingan ringkas investasi dan saham dalam tabel:

InvestasiSaham
DefinisiMenanamkan dana dengan harapan untung di masa depanSurat berharga yang diterbitkan perusahaan terbuka di bursa efek
ContohTabungan, SAHAM, deposito, emas, properti, reksa dana, obligasiSaham perusahaan seperti Bank BCA, Telkom, Unilever, dan lainnya
RisikoBisa untung bisa rugiBisa untung bisa rugi
Imbal hasilTergantung instrumen investasiDividen, capital gain
Hak kepemilikanTidak selalu ada klaim kepemilikanAda klaim kepemilikan atas aset & hasil usaha perusahaan
Jangka waktuBervariasiBisa jangka pendek, menengah, atau panjang
Penentuan harga– Tergantung instrumen investasi– Sangat fluktuatif, ditentukan oleh pasar – Dipeng influenced by various fundamental and sentiment factors
LikuiditasBervariasiUmumnya tinggi, saham bisa dijual kapan saja

Jenis-Jenis Saham

Sebelum mulai berinvestasi saham, penting juga Bunda kenali dulu jenis-jenis saham yang beredar agar bisa memilih sesuai profil risiko dan tujuan investasi Bunda:

Berdasarkan hak suara

  • Saham biasa (common stock): memberikan satu hak suara per lembar saham dan berhak mendapat dividen
  • Saham preferen (preferred stock): tidak memberi hak suara tapi mendapat prioritas dalam hal dividen dan klaim atas aset perusahaan jika terjadi likuidasi

Berdasarkan kapitalisasi pasar

  • Saham unggulan (blue chip stocks): saham perusahaan besar dengan nilai pasar (market cap) di atas Rp10 triliun rupiah seperti BBCA, TLKM, UNVR, dan lainnya. Risiko rendah tapi potensi keuntungan pun biasanya kecil
  • Saham pendapatan tinggi (high yield stocks): saham korporasi yang memberi dividen tinggi di atas rata rata pasar. Contoh saham IDX: PTBA
  • Saham bertumbuh (growth stocks): saham perusahaan fokus ekspansi dengan pertumbuhan kinerja signifikan setiap tahun seperti IT, consumer goods, healthcare, dan lainnya. Potensi keuntungan besar namun risiko kerugiannya juga lebih tinggi

Masih banyak lagi, tapi yang di atas adalah contoh jenis saham paling populer di pasar modal Indonesia

Beragam Instrumen Investasi Selain Saham

Saham tentu bukan satu-satunya pilihan investasi. Ada banyak alternatif lain yang juga menjanjikan, walaupun tentu saja risiko dan potensinya berbeda-beda.

Beberapa contoh instrumen investasi selain saham:

Tabungan & Deposito

Pilihan investasi paling aman untuk memperoleh penghasilan bunga rutin bulanan. Cocok untuk tujuan jangka pendek seperti persiapan biaya pendidikan anak atau renovasi rumah.

Emas

Investasi emas batangan atau koin dinilai sebagai safe haven asset dan proteksi optimal terhadap risiko inflasi dan gejolak ekonomi. Bagus untuk diversifikasi, tapi likuiditasnya lebih rendah dibanding saham.

Obligasi

Mirip deposito, obligasi membayar bunga tetap berkala hingga jatuh tempo. Risiko rendah, cocok untuk pendapatan rutin. Ada juga obligasi negara yang lebih aman dibanding korporasi.

Reksadana

Produk pasar modal yang dikelola manajer investasi. Investor reksadana menaruh dana pada portofolio ETF, obligasi, deposito, dan instrumen lainnya. Beragam pilihan risiko dan imbal hasil.

Cryptocurrency

Aset digital yang lagi naik daun karena potensinya yang besar. Namun fluktuasinya juga sangat menakutkan. Hanya disarankan untuk investor dengan toleransi tinggi terhadap gejolak pasar dan kerugian tiba-tiba.

Properti

Investasi properti bisa berupa rumah, apartemen, tanah, ruko, dan lain-lain. Bisa disewakan atau dijual kembali. Potensi keuntungannya besar, tapi juga membutuhkan modal besar di awal. Investasi untuk jangka panjang.

Nah, itu pilihan instrumen investasi yang paling populer saat ini. Silakan disesuaikan dengan profil risiko dan toleransi kerugian investor masing-masing ya Bunda.

Perbandingan Risiko dan Potensi Keuntungan

Dari sekian banyak produk investasi, tentu saja masing-masing memiliki karakteristik unik serta tingkat risiko dan potensi pendapatan yang berbeda-beda.

Secara garis besar, berikut perbandingan risiko dan keuntungan investasi saham VS instrumen lain:

Risiko

  • Saham = sangat tinggi
  • Reksadana campuran & crypto = tinggi
  • Reksadana pendapatan tetap & obligasi = sedang
  • Tabungan, deposito & emas = rendah

Potensi keuntungan

  • Crypto & saham = sangat tinggi
  • Reksadana campuran & properti = tinggi
  • Obligasi & reksadana tetap = sedang
  • Tabungan, deposito & emas = rendah

Intinya semakin besar potensi keuntungannya, semakin tinggi pula risiko investasi produk tersebut. Saham dan cryptocurrency jelas paling volatile dengan harga yang bisa meroket atau anjlok dalam waktu singkat.

Sementara instrumen pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi lebih stabil tapi juga “membosankan” karena pertumbuhan nilainya terbatas dibanding saham.

Nah silakan ditimbang-timbang opsi mana yang paling sesuai dengan profil risiko Bunda. Apakah Bunda type investor super agresif yang sanggup terima gejolak pasar demi hasil maksimal? Atau lebih baik pilih yg aman meski hasilnya pas-pasan?

Keputusan ada di tangan investornya sendiri.

Pentingnya Diversifikasi Portofolio

“Don’t put all your eggs in one basket.”

Pepatah investasi terkenal itu berisi prinsip diversifikasi yang wajib dipegang setiap investor.

Maksudnya adalah jangan menaruh semua dana investasi hanya pada satu instrumen, melainkan sebaiknya sebar modal ke beragam opsi agar risiko bisa diminimalkan.

Contoh diversifikasi portofolio investasi:

  • 50% saham bluechip
  • 20% reksadana pendapatan tetap
  • 15% emas
  • 10% deposito
  • 5% cryptocurrency

Dengan diversifikasi, kerugian investasi Bunda tidak akan sebesar jika hanya memilih satu pilihan. Jika naas saham anjlok, masih ada back up emas, deposito dan reksadana yang relatif stabil. Inilah manfaat utama diversifikasi.

Memulai Investasi Saham bagi Pemula

Setelah memahami berbagai hal di atas, mungkin Bunda mulai tertarik ingin mencoba berinvestasi saham. Nah bagi pemula yang baru mau coba, beberapa tips penting sebelum memulai:

  • Mulai dari jumlah kecil dulu sebagai “percobaan”, misal Rp1-2 juta
  • Fokus pada blue chip stocks seperti BBCA, TLKM, UNVR, ASII

Baik, berikut kelanjutannya:

  • Pelajari terlebih dahulu analisis fundamental dan teknikal sebelum membeli saham
  • Pilih broker penyedia layanan investasi saham yang terpercaya
  • Utamakan strategi investasi jangka panjang, jangan fokus spekulasi jangka pendek
  • Tetap lakukan diversifikasi, jangan hanya saham saja

Mulai Investasi Instrumen Lain

Saham bukan satu-satunya cara berinvestasi. Masih banyak opsi menarik lain yang cocok untuk pemula, seperti:

  • Reksadana pasar uang: produk investasi dengan risiko paling minim tapi masih memberikan imbal hasil lebih tinggi dari tabungan bank. Mulai dari Rp100 ribu saja Bunda sudah bisa berinvestasi reksadana
  • Emas digital: lebih praktis dibanding emas fisik karena dapat dibeli dan dijual kapan saja. Minimal investasinya pun terjangkau, mulai dari Rp100 ribuan rupiah saja
  • Cryptocurrency: jika Bunda tertarik mencoba invest crypto dalam jumlah kecil, bisa mulai dari mata uang aman seperti Bitcoin atau Ethereum. Atau crypto proyek bagus lainnya.

Kesimpulan

Jadi sudahkah Bunda paham perbedaan investasi dan saham setelah membaca artikel panjang lebar ini?

Singkatnya, investasi dan saham sama-sama cara menanamkan uang untuk tujuan keuntungan di masa depan. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang populer.

Investasi maupun saham tetap MENGANDUNG RISIKO positif dan negatif. Artinya bisa untung banyak tapi juga berpotensi rugi. Diversifikasi ke beberapa instrumen sangat penting untuk menyeimbangkan risiko dan hasil investasi kita.

Mulailah dari yang kecil dulu dan pelajari terus tentang produk dan strategi investasi yang tepat agar Bunda bisa raih hasil maksimal di masa mendatang.

FAQ

Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang investasi dan saham:

Q: Berapa modal minimum untuk mulai berinvestasi saham?

A: Umumnya Rp100 rb – Rp500 rb sudah bisa membuka akun saham di sebagian besar broker lokal. Tapi disarankan minimal Rp1-2 jt agar transaksi lebih fleksibel.

Q: Apa yang dimaksud saham bluechip? Apa contohnya?

A: Saham unggulan alias “big caps” dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp10 triliun seperti BBCA, TLKM, UNVR, PGAS, dan lainnya. Risiko rendah tapi dividen bagus.

Q: Berapa lama jangka waktu ideal berinvestasi saham?

A: Investasi saham lebih disarankan untuk jangka menengah 1-5 tahun agar bisa mengumpulkan capital gain optimal seiring pertumbuhan bisnis emiten.

Q: Bisakah investor pemula langsung ambil keuntungan besar dari saham?

A: Bisa saja beruntung, tapi kebanyakan pemula akan mengalami kerugian besar jika nekat ambil risiko gede tanpa persiapan. Pelajari dulu analisis saham lalu mulai perlahan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button